Angkuh Dalam Perspektif Hadis Tematik
Abstrak
Angkuh adalah menganggap diri sendiri lebih tinggi dan hebat dan merendahkan orang lain. Sikap amgkuh disebabkan karena beberapa faktor, yaitu: amal dan ilmu, nasab, kecantikan, kekuatan, kekayaan, keturunan, dan lain-lain. Kesombongan banyak terjadi misalnya dalam keluarga, sekolah, lingkungan masyarakat, dan di manapun. Mereka berlaku angkuh karena sudah terbiasa hidup seperti itu, dalam keluarga misalnya orang tua selalu membiasakan anak untuk selalu angkuh, dengan membanggakan kehebatan yang dimiliki anak, maka anak akan merasa besar hati, dan keadaan itu dibiasakan sampai dewasa bahkan sampai tua. orang sombong suka dengan pujian, dia ingin selalu menempati kedudukan atas, tidak mau dinasehati, menganggap dia yang paling benar. Padahal sikap seperti itu tidak dibenarkan dalam pergaulan, apalagi dalam agama Islam. Allah sangat membenci orang yang berlaku sombong, siapapun yang tidak bisa menghilangkan sifat itu maka Allah akan memesukkan dalam tempat yang paling hina, yaitu neraka jahannam. Seseorang bisa beruba, asalkan dia mau merubahnya dengan sungguh-sungguh, yaitu dengan mengimani al-Qur'an, caranya dengan membaca dengan memahami makna yang terkandung di dalam-Nya. Kemudian dengan cara menghafal al-Qur'an, karena dengan menghafal hati seseorang akan selalu dekat dengan al-Qur'an, tidak sempat dan tidak mau untuk melakukan hal-hal yang dapat merusak iman. Dan tentu pula kejelasan tentang angkuh ini sudah dipaparkan dibawah dengan bentuk hadis tematik. Penyesuaian tema-tema yang ada sehingga dapat mudah dipahami untuk memperjelas konsep tentang angkuh dalam perspektif hadis.
Arrogance is to think of oneself as superior and superior and to look down on others. Arrogance is caused by several factors, namely: charity and knowledge, lineage, beauty, strength, wealth, lineage, and others. Pride occurs a lot, for example in the family, school, community environment, and anywhere. They act arrogant because they are used to living like that. In the family, for example, parents always accustom their children to always be arrogant. An arrogant person likes praise, he wants to always occupy the top position, doesn't want to be advised, thinks he is the most righteous. Even though such an attitude is not justified in association, especially in Islam. Allah really hates people who act arrogantly, anyone who cannot get rid of that trait, Allah will put him in the most despicable place, namely hell. A person can change, as long as he really wants to change it, namely by believing in the Qur'an, the way to do it is by reading it and understanding the meaning contained in it. Then by memorizing the Qur'an, because by memorizing one's heart will always be close to the Qur'an, do not have time and do not want to do things that can damage faith. And of course the clarity about this arrogance has been explained below in the form of thematic hadith. Adjustment of existing themes so that they can be easily understood to clarify the concept of arrogance from a hadith perspective.
Referensi
Afroni, Sihabuddin, ‘Makna Ghuluw Dalam Islam ’:, Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama Dan Sosial Budaya, 1.95 (2016), 70–85
LARANGAN MENGHINA ORANG LAIN DAN KONTEKSTUALISASINYA DENGAN FENOMENA BODY SHAMING (Studi Pendekatan Kontekstual Abdullah Saeed)
Peribadatan, Bidang Penyelenggara, ‘BAHAYA BERLEBIH-LEBIHAN’, November, 2021
Semantik, Studi Kajian, Nuri Meilan, Kholid Al-walid, Nuri Meilan, and Kholid Al-walid, ‘Makna Al-Mutakabbir Dalam AlQuran Mengenai Salat , Zakat , Puasa Dan Lainnya Yang Berkaitan Dengan Perintah Dan A . Pendahuluan Allah Menyifati Diri-Nya Dalam Alquran , Tidak Ada Seorangpun Dari Sahabat Nabi Saw , Yang Bertanya Kepadanya Mengena’, 1.Juni (2017), 37–44
Taufikurrahman, Taufikurrahman, ‘Sombong Dalam Alquran Dan Kontekstualisasi Ayat Sombong Studi Penafisiran Al-Maragi Dalam Tafsir Al-Maragi’, Jurnal Ilmiah Citra Ilmu, 14.28 (2018), 17–28