EKSISTENSI WALI DALAM AKAD PERNIKAHAN PERSPEKTIF TEORI DOUBLE MOVEMENT FAZLUR RAHMAN

  • Ah. Soni Irawan Universitas Islam Zainul Hasan Genggong Probolinggo
Keywords: Wali, Akad Nikah, Double Movement

Abstract

Eksistensi wali dalam akad pernikahan sampai saat ini masih menjadi perdebatan diantara fuqoha’, sebab tidak ada ayat al-Quran yang jelas secara ibarat al-nash menghendaki adanya wali dalam akad pernikahan. Jumhur ulama berpendapat bahwa keberadaan wali nikah merupakan syarat dan rukun sahnya suatu akad pernikahan, akibatnya perempuan tidak boleh dan tidak sah secara hukum apabila menikahkan dirinya sendiri tanpa restu walinya meskipun ia telah dewasa. Sedangkan menurut madzhab Imam Abu Hanifah perempuan yang sudah dewasa boleh dan sah menikahkan dirinya sendiri tanpa harus izin walinya, selama perempuan tersebut menikah dengan pasangan yang sekufu, bahkan menurutnya kehadiran wali dalam proses akad nikah sebatas pada hukum mustahab (disenangi), sehingga keberadaan wali tidak berpengaruh pada keabsahan akad nikah. Masing-masing pandangan yang dikemukakan oleh keduanya berdasar, baik secara ijtihad ushul linguistik (qat’iyyah dilalah) maupun rasional (al-qat al-mantiqi). Menghadapi problematika hukum yang masih diperdebatkan tersebut, penulis mencoba untuk mensinergikan antara dalil naqli dan dalil aqli serta  memahami keaslian historis (qat’iyyah al-tsubut) kemudian dikontekstualisasikan dengan kondisi saat ini, sehingga kajian pembahasanya lebih komperhensif (holistik), tidak lagi atomistik (hanya sebatas pendapat satu atau dua ulama madzhab). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi wali nikah dalam proses akad nikah dengan tinjauan teori double movement (gerak ganda), sebagai langkah upaya untuk mendorong umat Islam agar mendayagunakan pemikiran akalnya (ra’yu), penalaran analogis (qiyas), serta penalaran hukum (ijtihad) dalam rangka menelaah kembali hadis nabi tentang keberadaan wali dalam akad pernikahan yang menjadi perdebatan di kalangan ahli fikih untuk dikontekstualisasikan sesuai dengan situasi dan kondisi sosial saat ini.

References

Asqalani, al, Syihab al-Din Abi al-Fadl Ahmad bin Ali bin Hajar. 1326 H. Tahdzib al-Tahdzib, Juz VIII, Hindia: Majlis Dairah al-Ma’arif al-Nidhamiyah.
Abdurrahman, 1992, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, cet. ke-1, Jakarta: Akademika Pressindo.
Azidy, al, Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy’ati. t.t. Sunan Abu Dawud, juz IV, No. 4403, ttp: Dar al-Fikr, Bukhari, al, 1987, al-Jami’ al-Shahih, Juz IV, Beirut: Dar Ibnu Katsir al-Yamamah.
Busti, al, Muhammad bin Hibban bin Ahmad Abu Hatim al-Tamimi. 1993, Shahih Ibnu Hibban, Juz IX, Beirut: Mu’assasah al-Risalah.
Ibn Abidin, t.t. Radd al-Mukhtar ‘ala Dar al-Mukhtar; Syarh Tanwir al-Abshar, Mesir: al-Munirah.
Kompilasi Hukum Islam.
Mizzi, al, Yusuf bin al-Zaki Abd al-Rahman Abu Haal-Hajaj. 1980, Tahdzib al-Kamal Fi Asma’ al-Rijal, Juz XVI, Beirut: Mu’assasah al-Risalah.
Muslim Marriage Act, 1957 article 7, Undang-undang Pernikahan Muslim yang berlaku di Pakistan. Lihat juga Pakistan: Reform and Protection of Personal Law 1947-1987.
Muslim, t.t. Shahih Muslim, juz II, Mesir: Dar Ihya al-Kutub al-‘Arabiyah.
Muttaqin, Labib. 2013, Aplikasi Teori Double Movement Fazlur Rahman, Malang: al-Manahij.
Naisaburi, al, Abd Allah bin Ali bin al-Jarud Abu Muhammad.1988, al-Muntaqa li Ibn Jarud, Juz I, Beirut: Mu’assasah al-Kitab al-Tsiqafiyah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974.
Qardhawi, Yusuf. 1996, Fatwa-fatwa Kontemporer, alih bahasa As’ad Yasin , cet ke-2, Jakarta: Gema Insani Press.
Qusyairi, al, Muslim. t.t. Shahih Muslim, Beirut: Dar Ihya’ al-Kutub al-‘Arabi.
Quzwaini, al, Abd al- Karim Muhammad al-Rafi’I. 1987, al-Tadwin fi Akhbar al-Quzwaini, Juz II, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.
Rahman, Fazlur. 1982, Islam and Modernity: Transformation of and Intellectual Tradition, Chicago & London: The University of Chicago Press.
Rahman, Fazlur. 1995, Islam Modernitas: Tentang Transformasi Intelektual, terjemahan Ahsin Muhammad, cet ke-2, Bandung: Pusaka.
Rofiq, Ahmad. 2003, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo.
Sabiq, Sayyid. 1973, Fiqhu as-Sunnah, Jilid 2, Beirut: Dar al-Jayl.
Sabiq, Sayyid. 1981, Fikih Sunnah 7, alih bahasa Mohammad Thalib, Bandung: PT Alma’arif.
Saebani, Beni Ahmad. 2001, Fiqh Munakahat 1, Bandung: Pustaka Setia.
Subwaihi, 2007, Hermeneutika al-Qur’an Fazlur Rahman, Bandung: Jala Sutra.
Suma, Muhammad Amin. 2004, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Syafe’I, Rachmat. 2001, Fiqh Muamalah, Bandung: Pustaka Setia.
Syarifuddin, Amir. 2011, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia; Antara Fiqh Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan, cet. ke-3, Jakarta: Kencana.
Syatibi, asy, t.t. al-Muwafaqat Fi Ushul al-Syariah, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.
Zuhayli, al, Wahbah. 1989, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Juz IV, Damaskus: Dar al-Fikr.
Published
2022-12-28
How to Cite
Irawan, A. S. (2022). EKSISTENSI WALI DALAM AKAD PERNIKAHAN PERSPEKTIF TEORI DOUBLE MOVEMENT FAZLUR RAHMAN. El-Ahli : Jurnal Hukum Keluarga Islam , 3(2), 227-243. https://doi.org/10.56874/el-ahli.v3i2.968