TRADISI PENYERAHAN ERANG-ERANG SEBAGAI SYARAT KELENGKAPAN PERKAWINAN DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Rijang Panua Kecamtan Kulo Kabupaten Sidenreng Rappang)

  • Muh Rizal Samad STAI DDI SIDRAP
  • Jumiyati STAI DDI PANGKAJENE SIDRAP
  • Hasmia Wahyunisa STAI DDI PANGKAJENE SIDRAP
  • Nurzakiah STAI DDI PANGKAJENE SIDRAP
  • Wirani Aisiyah Anwar STAI DDI PANGKAJENE SIDRAP
  • Mujahiddin STAI DDI PANGKAJENE SIDRAP
  • Mutmainnah STAI DDI PANGKAJENE SIDRAP
  • Nurhawa STAI DDI PANGKAJENE SIDRAP
  • abd. Hakim STAI DDI PANGKAJENE SIDRAP
Keywords: tradisi, erang-erang, perkawinan, bugis

Abstract

Abstract

This study aims to 1). This study aims to find out the traditional practice of handing over Erang-erang as a condition for completeness of marriage in Rijang Panua Village, Kulo District, Sidenreng Rappang Regency. (2) To find out the sociological review of Islamic law on the traditional practice of surrendering Erang-erang as a condition for completeness of marriage in Rijang Panua Village, Kulo District, Sidenreng Rappang Regency.

This study uses qualitative research methods with semiotic analysis of Charles S. Pierce. The data in this study were collected through in-depth interviews, observation, documentation. The subjects of this study were religious leaders, community leaders and traditional stakeholders in Rijang Panua Village.

The results showed that (1) the submission of Erang-erang in the Bugis community in Rijang Panua village was almost the same as the Bugis community in other villages. The delivery of Erang-erang is carried out when the groom's entourage arrives at the bride's house a few moments before the marriage ceremony/ijab and Kabul. (2) The moaning of traditional marriages in Rijang Panua Village can be accepted by the sociology of Islamic law because it contains elements of livelihood for the welfare of living in a household. Meanwhile, Islamic teachings also prohibit the prevention of marriage because they want to get more in terms of worldly (wealth) which is viewed from the moral aspect of Islam, because that is excessive and burdensome for the groom.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk 1). Untuk mengetahui praktik tradisi penyerahan Erang-erang sebagai syarat kelengkapan perkawinan di Desa Rijang Panua Kecamatan Kulo Kabupaten Sidenreng Rappang. (2) Untuk mengetahui tinjauan sosiologi hukum Islam terhadap praktik tradisi penyerahan Erang-erang sebagai syarat kelengkapan perkawinan di Desa Rijang Panua Kecamatan Kulo Kabupaten Sidenreng Rappang.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis semiotika Charles S. Pierce. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, Subjek penelitian ini yaitu tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemangku adat di Desa Rijang Panua.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penyerahan Erang-erang dalam masyarakat Bugis di desa Rijang Panua hampir sama dengan masyarakat Bugis di desa lain. Penyerahan Erang-erang dilaksanakan pada waktu rombongan mempelai pria tiba di rumah mempelai perempuan beberapa saat sebelum acara akad nikah/ijab dan Kabul. (2) Erang-erang pada perkawinan adat di Desa Rijang Panua dapat di terima oleh sosiologi hukum Islam karena di dalamnya mengandung unsur nafkah demi kesejahteraan hidup dalam berumah tangga. Sementara ajaran islam juga melarang pencegahan perkawinan karena ingin mendapatkan yang lebih dari segi keduniaan (harta benda) yang ditinjau dari segi moral Islam, karena yang demikian itu berlebihan dan memberatkan pihak mempelai laki-laki.

References

Abu ‘Isa Muhammad ‚Isa bin Saurah, Sunan At-Tirmizi Juz 2, (Beirut Lebanon: Dar El-Fikr, 2005) 351.
Abd al-Muhaimin As'ad, Risalah Nikah Penuntun Perkawinan, cet. I (Surabaya : Bulan Terang, , 1993), 33.
Achmad Ali dan Wiwie Heryani, Sosiologi Hukum: Kajian Empiris Terhadap Pengadilan
(Jakarta: Kencana, 2012), 10.
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan,59
Bani Syarif Maula, Sosiologi Hukum Islam di Indonesia: Studi tentang Realita Hukum Islam dalam Konfigurasi Sosial dan Politik (Malang: Aditya Media Publishing, 2010), vii.
Chuzaimah Tahido Yanggo dan Hafiz Anshari Az, 2002. Problematika Hukum Islam Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Firdaus,), h. 56
http://suku-dunia.blogspot.com/2014/10/adat-perkawinan-suku-bigis-makassar.html?m=1
Kementrian Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya (Cet. 1; Solo: PT. Tiga Serangkai, 2013) , h. 77.
M. Thalib, Perkawinan Menurut Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993) 9.
Moh. Anwar, Fiqh Islam Muamalah, Munakahat, Faraid, dan Jinayah (Hukum Perdata dan Pidana Islam) Beserta Kaidah-kaidah Hukumnya, (Bandung : al-Ma'arif, 1971), 25
Nurcholis Madjid, Islam, Doktrin dan Peradaban (Jakarta: Yayasan Paramadina, 1992), h. 112
Soekanto “Hubungan Hukum Adat Dengan Hukum Islam” ,. (t.d). h.159
Slamet Abidin dan H.Aminuddin, Fiqh Munakahat I, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999) 64-68.
Sudirman Tebba, Sosiologi Hukum Islam (Yogyakarta: UII-Press Indonesia, 2003), ix.
Surojo. 1985. Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat, ( Jakarta: Gunung Agung,), h. 115
Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Fiqh Wanita, (Penerjemah: M. Abdul Ghoffar, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1998) 405.
Tahir Mahmood. 1987. Personal Law In Islamic Countries, ( New Delhi: Academic of Law an Religion), h. 209
UU Peradilan Agama. 1989. UU No 7 Tahun 1989 Beserta Gambaran Singkat Kronologis Pembahasan di DPR RI (Jakarta: PT. Dharma Bakti, 1989), h. 12
WJS. Poerwadarminto. 1985. Kamus Bahasa Indonesia (Cet. VIII; Jakarta: Balai Pustaka), h. 453
Published
2022-07-20
How to Cite
Samad, M. R., Jumiyati, Wahyunisa, H., Nurzakiah, Anwar, W. A., Mujahiddin, Mutmainnah, Nurhawa, & abd. Hakim. (2022). TRADISI PENYERAHAN ERANG-ERANG SEBAGAI SYARAT KELENGKAPAN PERKAWINAN DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Rijang Panua Kecamtan Kulo Kabupaten Sidenreng Rappang). El-Ahli : Jurnal Hukum Keluarga Islam , 3(1), 31-52. https://doi.org/10.56874/el-ahli.v3i1.836